Tentang Banyu Bening - Putra Goa Pindul Pemesanan Utama Gua Pindol
Headlines News :
Home » » Tentang Banyu Bening

Tentang Banyu Bening

Written By Provider Wisata on Minggu, 23 Maret 2014 | 16.26


Cerita Tentang  Telaga Mriwis Putih dan Sungai Batu Selang Banyubening 

Tokoh Anglingdarmo yaitu Raja Malowopati, pada saat mudanya diperintahkan ayahandanya untuk meningkatkan kemampuan dirinya dibidang olah kanuragan. Guna melaksanakan perintah tersebut Anglingdarmo lalu mencari tempat untuk bertapa. Tempat yang dipilih adalah sebuah bukit. Dibukit inilah Anglingdarmo berangan-angan tentang yang dilakukan selanjutnya, dalam bahasa Jawa perbuatan Anglingdarmo yang sedang berangan angan tersebut dikatakan menyungging, maka kelak gunung ini dinamakan Gunung Sungging.

Pada waktu bertapa ini Anglingdarmo ditemani oleh dua abdi setianya yaitu Kyai Senggolo dan Kyai Septo .Ketika Anglingdarmo meninggalkan Gunung Sungging kedua abdinya tetap disitu hingga meninggal. Menurut kepercayaan penduduk setempat arwah kedua abdi tersebut menjadi penunggu Belik Glatik dan Belik Ngringin. Di sebelah Gunung Sungging tersebut terdapat dusun yang namanya Kulwo penyebutan dari Angglingdarmo dari kata Malowopati dan dilingkungan tersebut terdapat sendang Beji dan di dusun sebelahnya terdapat telaga yang indah dan luas yang sangat mempesona bagi siapapun yang melihat dan konon siapa yang datang di telaga bermandi atau bermain air (Gojek Air) di telaga tersebut akan awet muda, tambah cantik atau gagah perkasa.

Dari kisah yang ada telaga tersebut dulunya biasa digunakan (lelumban) atau bersenang-senang mandi  oleh  Bidadari yang namanya Nawangwulan. Rupanya putri Nawangwulan ini menarik perhatian Anglingdarmo, oleh karena itu Anglingdarmo mencari cara agar dapat mendekati putri Nawangwulan, maka Anglingdarmo menyamar menjadi burung Mriwis Putih. Selanjutnya burung Mriwis Putih jelmaan dari Anglingdarmo ini setiap putri Nawangwulan mandi selalu berenang di sekitarnya. Hingga sekarang di telaga ini sesekali waktu terutama di sore hari terlihat burung Mriwis Putih yang katanya merupakan pertanda bagi orang-orang yang berdoa di telaga dikabulkan, maka telaga ini diberi nama Telaga Mriwis Putih.

Telaga Mriwis Putih airnya selalu mengalir karena di dalamnya terdapat teleng atau dasaran dalam yang di dalamnya menyembul sumber mata air besar yang dalam dan berbentuk sungai besar mengarah dari ujung barat ke timur laut, di pinggiranya terdapat pohon-pohon besar yang rimbun terlihat angker tetapi bersahabat, di sepanjang aliranya. Sebagai bukti pada tahun 2010 dikeruk dengan kedalaman 4 meter terdapat banyak tonggak kayu besar-besar yang hanya mampu diangkat oleh ratusan orang atau mesin begho dan diperkirakan sudah berumur ribuan tahun, sampai sekarang disimpan ditelaga karena merupakan  kayu bertuah karena terbukti siapa yang berdoa di dekat kayu tersebut   akan merasa tentram dan berdampak menjadi awet muda dan perkasa.

Aliran dari telaga tersebut mengalir di tempat yang lebih rendah dan masuk goa dan sebelum masuk goa tertampung dulu di sungai Ngledok dengan tambahan mata air jernih digunakan untuk lelumban putri resi yang sangat cantik namanya Sawestri dan Safitri, ternyata resi tersebut merupakan guru Anglingdarmo yang bertapa di goa dialiran telaga yang lebih rendah maka sungai dan daerah lingkunganya sampai sekarang diberi nama Ngledok. Goa tempat pertapaan sang resi konon terdapat harta karun dan senjata-senjata hebat  yang ditingalkan termasuk batu kayon (seperti kayon dalam cerita wayang) yang merupakan tempat semedi sang resi, maka goa pertapaan sang resi tersebut dinamakan Goa Kayon dan sampai sekarang kepercayaan masyarakat putri resi tersebut masih menjadi penunggu di goa tersebut dan karena aliran sungai selalu jernih disepanjang masa, maka Desa tersebut dinamakan Desa Banyubening. Dan diyakini Siapa yang datang di goa tersebut dan memanjatkan doa agar banyak rezeki akan dikabulkan dengan syarat banyak memberi sodaqoh  kepada orang dusun Banyubening atau orang disekitar dengan suka rela.

Tidak jauh dari  Telaga Mriwis Putih dan goa kayon arah timur terdapat sebuah Goa yang namanya Bendogrowong (Sekarang dusun Bendo) tempat ini dikuasai oleh raja raksasa yang gagah lagi sakti namanya Baurekso. Raja raksasa ini mempunyai anak perempuan cantik yang sudah menginjak dewasa namanya Nawangsih. Putri Nawangsih minta kepada ayahandanya dicarikan jodoh pria tampan yang gagah berketurunan kesatria. Raja raksasa berusaha meuruti permintaan anaknya oleh karena itu lalu memerintahkan patihnya agar mencarikan kesatria sesuai permintaan anknya. Patih lalu mencari informasi yang akhirnya mendengar kabar kalau di Gunung Sungging ada seorang putera raja yang sedang bertapa. Dengan bujuk rayu akhirnya kipatih berhasil mengajak Anglingdarmo ke goa Bendogrowong. Disini Anglingdarmo langsung ditunangkan dengan Nawangsih, karena terdesak dan untuk menjaga keselamatanya Angglingdarmo terpaksa mau ditunangkan dengan Nawangsih.

Namun dalam hati Anglingdarmo mencari akal bagaimana caranya ia dapat pergi untuk melepaskan diri dari raksasa Baurekso sehingga batal menikah dengan Nawangsih. Akhirnya Anglingdarmo menemukan cara yaitu minta ijin kepada raksasa untuk meninggalkan Bendogrowong untuk pergi merantau dalam jangka waktu lama untuk menambah ilmu. Angglingdarmo segera meninggalkan Bendogrowong menuju suatu tempat berupa sebuah Goa. Goa ini sampai sekarang diberi nama Goa Glatik (diambil dari nama patih Malowopati Glatik Madrim) sampai sekarang goanya masih ada terletak di sebelah pintu keluar Goa Pindol.

Ketika ada digoa Glatik, Anglingdarmo ditemui seekor ular besar yang ternyata seorang pertapa resi namanya Nagaraja. Kepada Nagaraja Anglingdarmo menceritakan keadaan dirinya yang sedang berusaha menghindari raksasa Baureso dan keinginanya membatalkan pertunanganya dengan putri raksasa Nawangsih, ternyata naga raja bersedia membantu Angglingdarmo untuk mengalahkan baurekso.

Lalu Nagaraja dan Anglingdarmo berangkat ke goa Bendogrowong, perjalanya melalui bawah tanah dan pada beberapa tempat dia menyembul kepermukaan tanah. Tempat-tempat Nagaraja dan Anglingdarmo menyembul tersebut menjadi mata air atau mulut goa jumlahnya ada 7 tempat sampai sekarang tempat-tempat tersebut masih ada yakni : Gedong, Banyumoto, Pindol, Kedungbuntung, Banyu Semurup, Batu Selang, Sendang Beji (Sungai batu selang saat ini dijadikan area wahana out bond).

Baru berjalan arah timur menuju Goa Bendogrowong, setelah bertemu Nagaraja berperang melawan Baurekso, pada peperangan ini baurekso berhasil dikalahkan. Setelah mengetahui ayahandanya meninggal dalam peperangan Nawangsih bunuh diri. Kekalahan Baurekso membuat Anglingdarmo merasa lega. Selanjutnya Anglingdarmo menemui Nawangwulan putri yang dikenal di Telaga Mriwis Putih yang diidam-idam kan selama ini. Setelah bertemu ia lalu kembali kenegeri Malowopati. 

Cerita tersebut disusun Oleh, SARIYANTA

Sumber Leteratur:  
  1. Laporan penelitian JarahNitra Depdikbud Tahun 1997/1998 No 011/P/1997                                     
  2. Sesepuh Dusun banyubening                                     
  3. Berbagai sumber.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Putra Goa Pindul Pemesanan Utama Gua Pindol - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya